RITUAL PENYEMBAHAN MAKAMBA MAKIMBI SUKU MBOJO
Apa itu ritual makamba makimbi ?
MAKAMBA MAKIMBI (Animisme
dan Dinamisme) yang dikenal suku mbojo merupakan ajaran agama bagi masyarakat
mbojo sebelum masuknya agama hindu dan islam yaitu kepercayaan tentang nilai
ketaatan pada ajaran kehidupan oleh leluhur yang telah meninggal. Upacara
ritual penyembahan kepercayaan ini di tuntun oleh “sando” yang bisa
berkomunikasi dengan roh para leluhur dengan menggunkan mantra dan sesajian
khusus, ritual juga di pimpin oleh seorang “ncuhi” yaitu kepala suku. Setelah
ritual dilakukan beberapa orang yang mengukuti ritual akan di rasuki oleh roh
para leluhur yang sengaja di undang oleh sando dan ncuhi untuk berkomunikasi
yang disebut “ala cece”.
Ajaran makamba makimbi
dibagi menjadi dua yaitu marafu (roh leluhur yang masuk dalam sebuah benda
sehingga terkesan keramat) dan parafu (percaya pada sebuah tempat yang dihuni
oleh roh leluhur yang disebut “waro”. Ajaran ini juga mempercayai para dewa
yang mengatur alam dan berkah mereka untuk hidup, yaitu : Dewa Langi, Dewa Oi, dan
Dewa Mango. Ketika sebuah daerah yang sedang dilanda kekeringan maka akan
melakukan ritual meminta hujan, adapun mantranya :
Waro Parafu (para leluhur yang suci)
Raho-raho (kami meminta)
Dewa Langi Sadidi Dana (dewa langit yang memegang
bumi)
Ntobo Ura Angi ( berikan hujan dan angina)
Raho-raho (kami meminta)
Busi Salama (keberkahan)
Dalam pembahasan diatas
terlihat jelas kontroversinya yang dimana pada jaman dulu menggunakan
kepercayaan animisme dan dinamisme sejalan dengan itu ritual yang dilakukan
juga merupakan ajaran yang salah yaitu
mereka menyembah batu, pohon dan benda-benda lainnya yang dianggap memiliki
kekuatan untuk memberi kemakmuran untuk kelangsungan hidup mereka.
Jadi pemikiran
tentang ritual penyembahan tersebut perlu diluruskan dengan pemahaman kita
terhadap al-quran sebagai pedoman hidup. hal tersebut kita bandingkan antara
pemikiran orang jaman dulu yang belum mengenal agama dan tidak logis dengan orang jaman sekarang yang sudah
meyakini agama yang benar dan logis yaitu agama islam. Dengan ajaran yang kita
yakini sekarang ritual tersebut sebenarnya dapat kita kerjakan dengan
memperbanyak ibadah kita dan memohon kepada sang pencipta untuk kemakmuran
hidup, contohnya ritual meminta hujan tidak perlu menggunakan sesaji dan
mantra-mantra, sebagai umat manusia yang meyakini agama islam kita melakukan
sholat istisqa’ dengan penuh pengharapan kepada allah SWT. Maka ritual
penyembahan MAKAMBA MAKIMBI tidak bisa kita luruskan menjadi suatu kegiatan
yang bernilai baik namun sisi posotif dari ritual tersebut yaitu kita diajarkan
untuk lebih mengenang dan menghormati roh para leluhur kita tanpa mengurangi
keimanan kita terhadap sang pencipta
Keren...walaupun berbeda suku, kta harus tahu jg tradisi suku yg lainnya..lnjutkan tulisannya.
BalasHapusMakasih..
Hapussampai sekarang khususnya di daerah saya masih ada orang yang percaya terhadap parafu
BalasHapusIya.. memang bgi sebagian masyarakat bima masih ada yg percaya tpi mereka tetap ingat kepada sang penciptaπ
HapusAdat tradisi asli daerah harus dilestarikan. Semangat Generasi Muda.
BalasHapusSalam Budaya!!
Salam!!!!π
HapusUnik sekali nama ritual itu. Baru sya dengar ada ritual itu??
BalasHapusLuar biasa. memang kepercayaan dulu sangat kental dan masih melekat pada diri masyarakat sampai saat ini, hanya saja kepercayaan terswbut sudah berbaur dengan ilmu islam. luar biasa,kembangakan.
BalasHapusbudaya bima memang unik. semangat generasi muda
BalasHapusbudaya bima memang unik. semangat generasi muda
BalasHapusSemangat..ππ
HapusMngkin sama dengan syirik. Harus dilurusakan sesuai agama. Patokan Alquran dan hadist.
BalasHapusYa bener.. tpi skrng udh ndk laah.. masyarakat sekarang sudah beragama.. tpi walaupun begitu bisa dibilang masih ada lah yg percaya tpi bisa di hitung jari
HapusMerinding ketika saya membaca mantra nya...π±.
BalasHapusWaro Parafu (para leluhur yang suci)
Raho-raho (kami meminta)
Dewa Langi Sadidi Dana (dewa langit yang memegang bumi)
Ntobo Ura Angi ( berikan hujan dan angina)
Raho-raho (kami meminta)
Busi Salama (keberkahan).
Apalagi ditambah mistis dri org2 yg terdahulu... uuuhh
HapusApakah sudah ada filosofinya tentang ritual makamba makimbi?
BalasHapusWow
BalasHapusJika ritual daerah tetap berkembang. Maka animisme dan dinamisme mulai berkurang seiring dengan zaman. Dan ritual akan mengikuti zaman dengan nilai2 positif.
BalasHapusAlhamdulillah, walaupun kita semua punya adat dan tradisi masing tpi ttp tujuan kita hanya satu yakni semata" kepada sang pencipta (Allah swt) bukan untuk menduakannya. Tingkatkan
BalasHapusAlhamdulillah, walaupun kita semua punya adat dan tradisi masing tpi ttp tujuan kita hanya satu yakni semata" kepada sang pencipta (Allah swt) bukan untuk menduakannya. Tingkatkan
BalasHapusBagus π
BalasHapuskereenn....
BalasHapusMasih bingung dengan keyakinan leluhur yang mehilang seakan tidak di akui di Indonesia sedangkan agama Hindu,islam dan sebagainya yg adanya di indo melalui penyebaran itu di akui negara,
BalasHapus